Mengutip status facebook Uni Z Lubis (28 Juli 2017):
“Metro tutup karena keadaan susah sekali,” WA pagi ini dari CEO sebuah ritel super modern. Ketika saya tanya mengapa? Dia mengirim screen captured harian Kontan. Saya bilang, iya.. anomali. But, why? Kepercayaan publik ke pemerintah tinggi. Investment grade dapat. Investasi ada. Dana desa ada. So?
Inilah anomali Indonesia seperti kata harian kontan di atas. Ketika kepercayaan publik ke pemerintah tinggi. Investment grade dapat. Investasi ada, but banyak peritel kakap yang gulung tikar.
Dikabarkan beberapa para peritel off-line seperti Super market Seven Eleven tutup! Toko Buku Gunung Agung tutup! peritel penjual kaset dan CD DiscTara Tutup! Metro department store juga dikabarkan tutup.
Namun disisi lain ekonomi “on-line” (ekonomi digital) menyala, setelah Amazon.com yang sukses, disusul Alibaba.com yang juga sukses, di Indonesia juga ramai dengan on-line store. Sebutlah nama besar seperti Bhineka.com, Bukalapak.com, Lazada.com, Tokopedia.com dan ribuan on-line store milik para pelaku UKM.
Bahkan yang dulu off-line juga sudah berubah menjalani dunia on-line, seperti mataharimall.com, alfamartku.com, dan lainya yang tidak bisa disebut satu per satu.
Kehadiran internet menjadi ancaman bagi siapa saja, tanpa kecuali. Namun disana juga ada banyak peluang, termasuk dalam penghidupan atau penghasilan keluarga.
Contoh populer, ojek motor on-line seperti gojek, grab, uber kini banyak menggantikan ojek motor pangkalan. Modalnya adalah handphone yang berinternet dan tentu saja motor.
Moda belanja dengan instagram app, sudah banyak dimanfaatkan yang katanya adminnya para “emak-emak” kreatif (-padahal para anak muda yang kreatif-) yang pintar menangkap peluang on-line bisnis dengan menjaring para “emak-emak” yang hobi belanja on-line.
Kebanyakan kita, masih berada disisi “mind set” pengguna akhir (buyer) dari “booming internet” ini, tidak disisi pelaku (seller).
Nah, anomali ekonomi sedang terjadi. Pelaku UKM on-line sudah tumbuh, masihkah berpangku tangan?
Karena di era digital disruption sekarang ini akan ada yang “punya resto, tanpa resto”, “punya kantor tanpa kantor” (Subiakto, status fb 28 Juli 2017).
Saya sendiri? Kini berkantor di vitual office alias coworking space dengan mengerjakan project dan laporan di laptop tanpa harus ngantor karena kantor resminya ada di Malaysia.
#InternetMarketing
~ Saya, Roup Purohim, seorang marketer dengan pengalaman lebih dari 15 tahun bekerja pada industri agrokimia, ini adalah cara saya membagikan apa yang saya ketahui yang terkait dengan mananejemen, markteting, digital marketing, pertanian, dan hal lainnya. Selengkapnya Disini #publisher #agronomist #affiliateLife #farmerLife #DNAfarmer