Seluruh bidang kerja saya selama bekerja di industri agro kimia seluruhnya ada di bagian marketing mulai dari awal bekerja sampai saat ini. Mulai dari posisi market development, techno marketing, marketing “nganu”, sampai sekarang entah apa titlenya yang pasti masih berhubungan dengan marketing.
Saya merasakan bidang marketing ini sangat dinamis, seiring dengan perkembangan ilmu marketing. Sehingga menuntut update pengetahuan juga skill yang saya miliki. Knowledge dan skill ilmu marketing memang harus terus di-upgrade. Kalau engga, ya ngono-ngono bae!
Bidang keilmuan marketing sendiri sangat luas, bahkan bisa bilang luas banget. Mulai dari yang paling dasar menentuan segmentasi, membuat positioning, menentukan target market, dan seterusnya.
Bagaimana mengaitkan marketing dengan branding dan selling. Ini juga menarik dan harus menjadi skill para marketer.
Terlebih-lebih kalau bicara eranya sekarang dan masa depan yang hampir semua digital. Era internet mengharuskan para maketer juga memiliki skill marketing PLUS digital, digital marketing. Ini juga jauh menarik dan beruntungnya saya, meski tidak bisa disebut ahli, tapi cukup memahami digital marketing ini.
Bagaimana menjalankan promosi di facebook dengan menjalankan facebook ads. Bagaimana promosi di google (google ads), bing (microsoft ads), youtube (youtube ads), tiktok (tiktok ads), instagram (insragram ads) dll adalah skill baru yang harus dimiliki oleh para marketer di era digital marketing sekarang ini.
Catatan: Marketer disini dalam arti luas, bisa saja para pemilik bisnis (entrepreneur). Karena pemilik bisnis setidaknya harus memahami aspek ini. Tentu selain aspek finansial, produksi, distribusi dan lain-lain. Tapi disini saya hanya membahas aspek maketingnya saja.
Sekarang marketer dan entrepreneur harus mampu menghubungkan antara marketing, selling, branding dan copywriting serta digital marketing skill.
Copywriting dan Story Telling
Dari pergulatan pekerjaan di bidang marketing selama ini mulai dari marketing konvensional dan sampai digital marketing, akhirnya saya tertarik dengan copywriting dan story telling.
Dan pada posting kali ini saya hanya bahas mengenai copywriting-nya saja. Mudah-mudahan bisa menuliskan di-posting-an berikutnya mengenai story telling.
Memiliki skill copywriting dan story telling, menurut saya -juga bukan hanya menurut saya asa sih- sangat dan sangat diperlukan. Membuat dan mempelajari copywriting harus memahami terlebih dahulu basic marketing.
Menurut saya ilmu copywriting ini adalah ilmu tingkat tinggi. Jika dibaratkan dalam cerita-cerita silat atau kungfu cina, ilmu ini ilmunya para master. Seperti halnya ajian Lampah Lumpuh yang diatasnya ajian Serat Jiwa dalam cerita Brama Kumbara. Haha…
Copywriting is King.
Kemampuan utama yang harus dimiliki oleh para makerter, atau bahkan pemilik bisnis (entrepreneur) adalah membuat copy writing.
Banyak orang berfikir bahwa marketer cukup dengan skill seperti Networking, Advertising, Social media, Money management, Branding, dan Leadership. Tetapi sesungguhnya dari persfektif marketing yang diperlukan adalah kemampuan dalam hal copywriting.
Why?
Karena menurut Garry Halbert, Top copywriter & all around crazy successful businessman, Ability to write ads and letters that sell is by far most wonderful money-making skill you could ever acquire. If you master this skill, you should never again have to worry about money.
Benarkah tidak harus hawatir dengan uang?
Faktanya, copywriter (sebutan bagi orang yang melakukan pekerjaan sebagai copywriting) memegang peranan yang begitu penting, jauh lebih penting dibanding siapapun di dalam sebuah bisnis. Sebagai contoh, tahun 2018, US Burau of Labor Statistic melaporkan upah tahunan sebesar $62,170 untuk penulis dan pengarang. PayScale.com menyatakan upah sebagai copywriter berada pada kisaran $35,000-$73.000 (Astono, 2021).
Bagaimana dengan bayaran copywriter di Indonesia?
Dikutip dari salary surey oleh HRDBACOT tahun 2021-2022, seorang copywriter diganjar salari minimal Rp 6.500.000 dan maksimal Rp 15.500.000 untuk level staff/officer di Jakarta. Cukup besarkan?
Apa itu Copywriting?
Copywriting bisa diartikan secara sederhanya adalah seni menjual melalui kata-kata atau tulisan. Kata-kata atau tulisan tersebut haruslah mampu mempengaruhi orang lain (pembacanya), yang pada akhirnya pembacanya menjadi tersihir untuk melakukan apa yang diinginkan dalam hal ini meningkatkan penjualan produk tersebut.
Copywriting is the act of writing text for the purpose of advertising or other forms of marketing. The product, called copy, is written content that aims to increase brand awareness and ultimate persuade a person or group to take a particular action.
Apa Contoh Copywriting?
Banyak studi kasus yang membahas kehebatan copywrting-nya Apple. Apple dikenal dengan kampanye marketingnya yang cerdas dan sederhana. Diantaranya dibahas oleh @MarketingMax, yang menyebutkan ada 8 copywriting trik yang digunakan oleh Apple.
Lengkapnya ada thread twitter DISINI
Berikut saya tampilkan desain ads Apple MacBook dengan desain yang “ringan” dan copywriting yang pendek tapi langsung mengena, MacBook, Light. Years ahead.
Dari gambar tersebut, banyak terlihat area kosong berwarna putih yang nyaman di mata, tanpa perlu penjelasan fitur atau kata-kata teknologi tingkat tinggi atau angka-angka ruwet yang menunjukkan kehebatan produk tersebut. Tapi Apple mampu menjual produknya bukan hanya dalam jumlah yang banyak, tetapi jauh lebih mahal. Tentu profit marginnya sangat besar.
Bagaimana dengan brand lokal?
Dikutip dari berita Merdeka, 12 Brand Asli Indonesia yang Sukses Mendunia, dari Indomie sampai J.Co, saya hanya akan membahasa satu saja yaitu Indomie.
Siapa yang hafal dengan tagline atau positioning Indomie? Yup, positioningnya adalah “Indomie seleraku”.
Penggunaan kata “ku” pada “selerku” menurut ilmu neuromarketing adalah aspek stimuli “self centered”. Ini bicara tentang ego manusia. Kata “anda”, “Kamu”, “saya”, “aku” merujuk pada ego sang customer yang senang membicarakan “ke-aku-an” daripada “ke-kamu-an.
Bagaimana dengan brand pada produk pestisida dimana industry saya bekerja?
Bicara mengenai produk-produk pestisida pada industri agrokimia, menurut saya tidak terlalu banyak produk yang membuat positioning yang kuat. Terlebih produk pestisida dari perusahaan lokal, yang produk me-too produk dari perusahaan mullti nasional.
Untuk produk-produk lawas seperti Roundup, Gramoxone, Decis, Antracol, Dithane yang sudah sudah kuat secara brand, copywriting positioning-nya sudah pasti kuat. Bagaimana dengan produk-produk generik dan dari perusahaan lokal? Rasanya tidak ada yang kuat secara posisioning. Kecuali, insektisida Spontan dar Agricon.
Tentu ini subyektif, pengamatan saya.
Justru ini tantangan bagi para marketing di industri ini untuk membuat copywriting, membedakan setiap produk dengan jelas, tidak terjebak dengan kata-kata “produk ini sama dengan merek xxx dari perusahaan anu”, dan pada akhirnya tidak terjebak pada perang harga dan commodity trap.
Bagaimana Membuat copywriting?
Nah, ini yang sedang pelajari. Saya sedang membacara buku “Kopi Raiting” yang ditulis oleh Rianto Astono dan “7 Figure Marketing Copy” yang ditulis oleh Sean Fosler.
Buku Kopi Raiting antara lain membahas:
- Mengetahui apa faktor yang memicu seseorang saat memutuskan untuk membeli
- Menyusun kalimat penjualan tidak seperti seang berjualan
- Menghindari kesalahan-kesalahan dalam menulis copy yang paling sering dilakukan.
- Menggunakan copywriting tanpa manipulasi
- Dan banyak lagi.
Buku ini layak dimiliki oleh marketer dan enteprenuer yang ingin meningkatkan skill marketingnya, yang mampu menuliskan copy-nya yang menjual tanpa terlihat sedang berjualan. Merancang program program marketing melalui kata-kata yang mampu menggerakan konsumen untuk penasaran segera ingin membeli. Sehingga mereka (calon konsumen) merasa goblok kalau tidak memiliki produk yang anda jual!
Buku ini tidak dijual di toko buku, sepertinya. Saya membelinya secara online. Anda juga bisa dibeli secara online DISINI.
Buku satunya lagi yaitu 7 Figure Marketing Copy, juga menarik bagi saya, meski belum selesai membacanya.
Buku ini sangat lengkap dan menjadi panduan (how to) bagaimana cara memformulasi copywriting. Membaca buku ini membutuhkan effort lebih karena selain cukup tebal juga dalam Bahasa Inggris (saya tidak bisa Bahasa enggreeees! 😊). Buku ini juga dibeli secara online, dan bisa lansung klik linknya DISINI.
~ Saya, Roup Purohim, seorang marketer dengan pengalaman lebih dari 15 tahun bekerja pada industri agrokimia, ini adalah cara saya membagikan apa yang saya ketahui yang terkait dengan mananejemen, markteting, digital marketing, pertanian, dan hal lainnya. Selengkapnya Disini #publisher #agronomist #affiliateLife #farmerLife #DNAfarmer